Pandemi covid-19 yang sedang eksis hingga kini menimbulkan dampak yang buruk bagi semua masyarakat dan menjadi salah satu ancaman besar terhadap perputaran roda perekonomian dalam ketahanan pangan. Keterpurukan pangan masyarakat yang di akibatkan oleh pandemi covid-19 ini menginspirasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Ngawi untuk melakukan sesuatu yang kiranya sedikit meringankan beban masyarakat sekitar.
Dalam sebuah novel Khotbah di atas Bukit (2015), Kuntowijoyo menuliskan kalimat menarik yang menuturkan: Gerak adalah hidup kita. Sel-sel tubuh, otot, kaki, dan tangan kita adalah bagian yang terus bergerak dan membuat kita hidup. Sebagai organisasi pergerakan mahasiswa, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Ngawi wajib bergerak ketika melihat kondisi sosial yang menyedihkan ini.
Karena kondisi musim pandemi masyarakat di himbau untuk tetap dirumah saja, sehingga semua warga tidak bisa mencari sumber makanan setiap harinya, dan ini yang menjadi salah satu penyebab terpuruknya perekonomian masyarakat. Maka gerakan ketahanan pangan menjadi pilihan untuk di realisasikan sebagai bentuk kepedulian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Ngawi terhadap kesusahan yang sedang di rasakan oleh masyarakat.
Untuk merealisasikan gerakan ini, IMM Kabupaten Ngawi di bantu Lazismu Kabupaten Ngawi dengan memberi suport pada saat open donasi di lakukan, Sehingga donasi sembako terkumpul 35 paket dan siap di bagikan untuk masyarakat golongan menengah kebawah.
Sebuah desa pelosok dengan masyarakat yang rata-rata kurang mampu, Banyusin, Karanganyar, Kabupaten Ngawi menjadi objek pembagian 35 paket sembako. karena selama masa pandemi Covid-19, Desa tersebut belum pernah tersentuh bantuan dari manapun. Maka bantuan sembako itu layak di salurkan disana.
Pembagian sembako di lakukan pada hari rabu, (13/05/20). Gerakan yang di lakukan oleh IMM Kabupaten Ngawi dalam bentuk ketahanan pangan ini mendapatkan antusias tinggi oleh masyarakat yang mendapatkan bantuan sembako. Bahkan saat sembako di berikan, ada salah satu warga yang menangis terharu karena kepedulian anak-anak muda dalam menanggapi kondisi saat ini meskipun tidak seberapa.
Karena manusia adalah makhluk sosial, karena islam mengajarkan untuk saling membantu, maka bagi saya sikap empati dan peduli adalah hal yang wajib dimiliki oleh semua kader-kader IMM Kabupaten Ngawi. Ujar Imam Utomo, ketua Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Ngawi.
Kita berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu dan kondisi mulai pulih kembali. Supaya kita semua bisa beraktifitas seperti biasa tanpa di kelilingi rasa kekhawatiran.(entriza)
re-post (https://coretanharian17.blogspot.com/2020/05/gerakan-ketahanan-pangan-imm-ngawi.html?m=1)
Assalamu’alaikum. apakah di STIT MUHAMMADIYAH ada biasiswa internal.?
Terimakasih atas innfonya.